A. Identitas buku:
- Judul: Canting Cantiq
- Pengarang: Dyan Nuranindya
- Penerbit: PT.Gramedia Pustaka Utama
- ISBN-10: 979-22-4735-1
- ISBN-13: 978-979-22-4735-0
- Tebal halaman: 208 halaman
- Jenis kertas: kertas buram.
B. Isi Buku
Melanie Adiwijoyo punya hidup yang sempurna. Cantik bak bidadari, pintar,kaya raya dan mempunyai banyak teman. Setiap hari banyak barang bermerek yang selalu dikenakannya. Sebagai anak tunggal pengusaha ternama, sejak kecil Mel punya cita-cita jadi model internasional. Tapi, impiannya hancur ketika perusahaan ayahnya bangkrut dan Mel terpaksa meninggalkan Jakarta untuk tinggal bersama Eyang Santoso di Jogja.
Siapa sangka, ternyata Eyang Santoso tidak tinggal sendirian. Ia tinggal bersama anak-anak kos yang punya penampilan aneh-aneh. Ada Dara cewek tomboi dengan rambut highlight pink. Ada Saka yang suka berpenampilan tradisional. Ada Ipank anak gunung yang temperamental walau pun sebenarnya sangat baik dan perhatian. Ada Jhony, yang punya rambut kribo. Juga ada Aiko, cewek lembut berwajah oriental yang doyan banget pake minyak telon.
Nggak hanya mereka aja, ada juga Dido, cowok berkacamata tebal dengan rambut jigrak kayak Dido Fido yang sungguh tidak dipercaya kalau dia adalah seorang DJ dan Bima yang sangat pendiam. Menurut Mel, Bima sebenarnya imut tetapi terlalu diam.
Ketika ayah Mel terkena serangan jantung lalu meninggal, Mel seperti orang yang tak punya tujuan hidup. Lalu Mel bertemu dengan Bima dan ketika di kafe milik Bima sedang diadakan peragaan busana karya Aryati Sastra, desainer kebaya terkenal, Aryati tertarik dengan Mel ketika melihat gaya pakaian Mel dan mengajak Mel untuk jadi desainer seperti dirinya dan menjadi muridnya terlebih dahulu. Merasa tertarik Mel pun mengiyakan ajakan itu.
Setiap hari Mel belajar ke galeri Aryati Sastra. Setiap pagi di diantar Bima kalu tidak Saka. Mulai dari mengukur,memotong, sampai membuat desain. Tapi disetiap keberhasilan orang pasti ada saja orang lain yang membenci hal itu. Ya, Karen. Model Aryati Sastra ini sangat membenci Mel.
Pada suatu hari Mel ditugaskan Aryati untuk membuat beberapa macam desain. Mel pun melaksanakan tugas itu dengan baik. Setelah beberapa desain yang dibuat Mel jadi Aryati terbelalak melihat hasil desain anak didik nya. sungguh berani Mel memadukan gaya modern dengan gaya tradisional. Aryati kagum dibuatnya. Karena desain yang dibuat Mel menarik, akhirnya Aryati ingin membuat peragaan busana khusus Mel. Mel senang bukan main!
Tetapi, keesokan harinya desain busana yang dibuat Mel hilang. Ada yang mengambilnya atau jangan-jangan Mel lupa menaruhnya? Mel hampir menyerah dan putus asa. Aryati menyuruhnya untuk mengulang membuat desain tersebut. Mel semakin bingung. Padahal hari H peragaan busana itu tinggal beberapa minggu lagi. Mel awalnya sempat tidak mau untuk mengulang membuat desain itu lagi. Tapi, berkat semangat dari Bima,Mel pun mencoba bangkit dan mulai membuat desain sampai larut malam. Dan ternyata berhasil!
Peragaan busana Mel pun siap untuk diadakan. Dalam peragaan ini Mel tidak menggunakan model. Melainkan menjadikan teman-temannya untuk memperagakan busana rancangan Mel. Teman-teman Mel pun setuju dan siap membantu Mel. Mereka membantu dari semua bidang yang dibutuhkan untuk jalannya peragaan busana karya Mel. Mel merasa sangat terbantu disini. Jalannya peragaan busana Mel pun lancer dan orang-orang menyuka karya Mel. Saking banyaknya peminat untuk baju karya Mel. Akhirnya baju karya Mel pun dijual di butik milik Aryati.
Selain bekerja sebagai desainer Mel juga bekerja sambilan di kafe Soda. Di kafe ini Mel dibayar perhari. Disini dia bersama-sama Bima menjadi pegawai. Dari pekerjaan sampai seringnya mereka bersama akhirnya pun mereka menjadi dekat. Kemana Mel akan pergi dengan suka hati Bima setia untuk mengantarkannya.
Namun, pada suatu hari Mel mengetahui dari pembicaraan karyawan kafe Soda kalau Bima adalah pemilik kafe tersebut juga Bima adalah cucu dari pemilik J.B.Montaimana. perusahaan terbesar dan paling megah. Mel sangat kaget dan merasa dibohongi. Dia kesal kepada Bima karena tidak jujur kepadanya. Akhirnya hubungan merekapun menjadi renggang dan selalu menghindar bila bertemu.
Pada suatu hari Mel dijemput pengacara almarhum ayahnya untuk bersekolah di Paris. Impian utama Mel pada saat masih di bangku SMA dulu. Mel pun senang tapi juga sedih. Karena dia harus meninggalkan Eyang Santoso dan teman-temannya. Sehari sebelum keberangkatan Mel ke Paris, Bima memmberanikan diri untuk menyatakan cinta kepada Mel. Tetapi Bima tidak memintanya menjadi pacar dan menyuruhnya untuk bersekolah saja dulu. Mel mengiyakan hal itu dan pergi ke Paris dengan tenang.
C. C. Unsur-unsur intrinsik:
- Tema: Bangkit dari keputus asaan.
- Perwatakan:
b. Bima: pendiam,pemalu,baik,suka menolong.
c. Eyang Santoso: perhatian,penyayang,baik,humoris.
d. Ipank: sentiment,jahil,baik,humoris.
e. Dara: tomboi,sopan,ramah.
f. Aryati Sastra: tegas,berpendirian teguh,kreatif.
g. Aiko: lembut,lemah,penyakitan,pemalu.
h. Karen: licik,kejam,egois,gila harta.
i. Dido: pintar,banyak ide,misterius.
j. Jhony: humoris,norak,baik,pehatian.
k. Saka: sopan,baik,ramah,penurut.
l. Marco: sombong,tidak setia,pengecut.
m. Papa Melanie: penyayang,pintar,cerdas.
n. Alexa: tak setia kawan,sombong,bodoh.
- Alur: Maju dengan contoh “Keesokan sorenya, suasana ruang santai terlihat hangat. Semuanya ada disana kecuali Bima. Aiko dan Dido masih mengenakan seragam putih abu-abu. Mereka baru kelas 3 SMA.”
- Latar : a. Latar tempat : Rumah Eyang Santoso, Sekolah Melanie, rumah Melanie, Kafe Soda, Galeri Aryati Sastra, Pasar Tradisional, dan Paris.
b. Latar waktu : Pagi, siang, malam, sore
c. Latar suasana : Tegang, semangat kebersamaan, bahagia, sedih dan duka.
- Sudut pandang pengarang : Cara Pengarang Mengungkapkan Tokoh-Tokohnya. Dalam novel ini, pengarang mengungkapkan tokoh-tokohnya dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.
- Amanat : kebersamaan bisa selalu ada dalam keluarga walaupun tidak ada kesamaan pribadi antara sesamanya. Disini kita bisa belajar kekurangan setiap orang akan dilengkapi yang lainnya.
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN NOVEL
- Kelebihan:
Ceritanya yang bagus untuk remaja.
Ketebalan halamannya sesuai.
Sampul depannya bisa menarik perhatian.
- Kekurangan:
Kertas yang digunakan tidak terlalu bagus..
Ukuran huruf yang terlalu kecil.
E. Kesimpulan
Disimpulkan dari novel tersebut bahwa cerita yang ditampilkan sang pengarang sangatlah cocok untuk para remaja. Selain ketebalan halamannya yang sesuai sampul depan dari novel tersebut bisa menarik perhatian para remaja yang menyukai novel. Sampul depan novel tersebut di desain sangat cantik. Tetapi, kertas yang digunakan pada novel tersebut kurang bermutu karena menggunakan kertas buram yang tidak bagus. Selain itu juga huruf yang digunakan pengarang terlalu kecil sehingga terkadang susah dibaca.
C.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar