Part 2
Tari berdiri di ruang tamu. Ruang itu sangat gelap. Petir makin menjadi-jadi plus badai yang hebat. Udara dingin segera merambat ke kulit Tari. Tari Lola makin merinding.
GUBRAK! Pintu luar terbuka menampilkan sosok tubuh gelap yang berdiri disana.. dan TARA….. siapakah itu?
“Tar.. Lola.. elo didalem kan??” sesosok tubuh menampakkan dirinya di depan pintu.
“ri.. ricky!!!” teriak Tari Lola berbarengan.
“iya ini gue!! elo dimana?”
“di dekat sofa ky!!”
Ricky menggunakan senter sebagai penerang. Di arahkan cahaya senter di dekat sofa. Cowok itu melihat Tari dan Lola yang sedang nyumput sambil menutup mukanya dengan bantal sofa.
“Tar.. La..” Ricky memegang masing-masing bahu kedua cewek itu.
Lola yang sedari tadi diam sambil menangis di balik bantal karena ketakutan langsung memeluk Ricky.
“ky.. hikss takut!!” tangis Lola. Ricky mengusap puncak kepala Lola. “pst.. stop crying dear..” kemudian cowok itu menyeka air mata Lola.
Tari yang lihat adegan itu tersenyum miris. ‘seandainya Kevin ada disini…’
“Tar, elo gak nangis kan?” Tanya Ricky.
Tari langsung mengubah ekspresi wajahnya dan mencibir “hehehe gak kok!!”
“ya sudah.. kalo gitu gue nemenin kalian ya. Kasian gue lihat pacar gue plus pacar sobat gue ketakutan berdua dirumah hehehe”
Lola Tari menatap Ricky heran “gak lucu tau!!”
“tapi.. oh yak ok tiba-tiba elo bisa ke sini ky?” Tanya Tari.
Wajah Ricky tiba-tiba pucat ntah kenapa dirinya merasa ada keganjilan muncul lagi.
“gue juga gak tau.. tiba-tiba saja perasaan gue nggak enak..”
Tari dan Lola ikutan pucat. Dan tidak lama lampu hidup lagi. mereka bernapas lega sambil menahan ketakutan yang masih merasuki suasana hati mereka.
Sementara itu sebuah mobil sport bewarna hitam terparkir tidak jauh di dekat rumah Tari.
“hmm… sepertinya ada target menarik. Kalo begitu satu korban bakal masuk ke arena permainan….” Cowok di dalam mobil itu tersenyum sinis “permainan KEMATIAN! “
-----Love? Or Death?-----
Tari berjalan di sebuah lorong gelap. Dirinya tidak henti mencari jalan keluar di lorong itu. di sebelah kiri cewek itu melihat titik cahay putih cerah dari kejauhan. Tari berlari dan terus berlari untuk menggapai titik cahaya itu, siapa tau itu jalan keluar.
Tapi bukanlah jalan keluar. Titik cahaya putih cerah itu berubah menjadi warna kelabu. Yang paling membuat Tari terkesiap berhenti. Ada beberapa manusia dengan lumuran darah berdiri di cahaya kelabu itu.
Tari teriak-teriak , tapi sia-sia belaka hanya dia sendiri makhluk hidup yang berdiri disana. Manusia yang berlumuran darah itu seperti zombie malangkah perlahan-lahan kearah Tari sambil mengucapkan kalimat “bergabunglah dengan kami Mentari Adinda!” dari salah satu zombie ada yang memegang kapak runcing.
Tari semakin ketakutan. Apa yang harus dia perbuat!!! Argh seolah ada sesuatu yang menahan tubuhnya agar tidak bergerak. Tari diam di tempat. Yang paling buat Tari menjerit-jerit wajah zombie itu terlihat seperti wajah teman-temannya. ‘jangan-jangan teman gue semuanya sudah mati!! Mami tolong gue!!’. cewek itu tidak bisa berpikir lagi. otaknya blank untuk melakukan sesuatu. Zombie itu semakin dekat kearahnya.
Dan tibalah zombie yang memegang kapak itu mendekat kearah Tari.
“I WANT TO KILL YOU!” ucap zombie itu. astaga zombie bisa bicara ya ?!
Tari terkesiap, nyawanya di ujuk tanduk. Kapak itu siap-siap akan membelah Tari. Tapi!! AKHH!!!
“TIDAK!!!” tari bangun dari tidurnya. Keringat segede jagung membasahi tubuhnya.
Lola yang tidur sekamar dengan Tari kebetulan mendengar jeritan Tari langsung terbangun. Begitu pun Ricky yang tadinya tidur di ruang tengah langsung tergopoh-gopoh menuju kamar Tari.
“ada apa Tar? Ada apa???” Lola mengguncangkan bahu Tari. Muka Tari sudah pucat.
Tari langsung memeluk Lola menumpahkan semua rasa takut yang menjelajahi di hati dan pikirannya.
“La gue takut la! Gue takut!!” isak tangis Tari mulai terdengar. Ricky yang melihat itu cuman mengelus rambut Tari.
“kenapa Tar? Lo takut apa?” Tanya Lola lembut.
“Lola.. gue takut.. ada orang yang bakal ngebunuh gue!!”
Lola ikutan pucat. Sedangkan Ricky menenangkan Tari. “emang siapa yang bakal ngebunuh elo Tar?”
“gue gak tau ky! Ntah kenapa mimpi buruk itu sudah datang berkali-kali! Dan isi dari mimpi itu seseorang bakal ngebunuh gue!!”
Ricky ikutan terkesiap. “hmm Tar elo tenang aja deh! Mimpi Cuma bunga tidur! Gak bakal ada yang bisa ngebunuh elo selama elo berada di dekat kami!”
Lola yang mendengar ucapan Ricky ikutan mengangguk.
“thanks ya sobat!” Tari memeluk kedua sahabatnya itu.
Tapi dirinya tidak akan tetap tenang selama mimpi itu masih membayanginya.
-----Love? Or Death?-----
Hari ini Tari pulang sekolah barengan dengan Ricky dan Lola. Ntah mengapa rasa ketakutan itu menjadi-jadi apalagi tadi pagi Tari mendapat sebuah pesan misterius yang berisi terror.
From : 08575*********
I WANT TO KILL YOU!!
WAIT FOR GAME WAS STARTED!!
Tari memutar otaknya pikirannya masih tertuju dengan sms tadi pagi. Sms yang ntah pengirimnya siapa. Apalagi mimpinya tadi malam seperti kecelakaan buruk akan menimpanya. Dan dirinya merasa akan kematian jatuh di dirinya. Argh!! Tari mengacak rambutnya. Belum lagi masalahnya dengan Kevin, semakin lama cowok itu semakin menjauhi Tari. Dia juga sengaja tidak memberi tahu ke sahabatnya tentang dua masalah yang sedang memenuhi otak dan pikirannya kecuali mimpi tadi malam.
Ketika melewati ruang kepala sekolah dan kebetulan seseorang juga baru keluar dari ruang itu. BRUK!! Hampir saja Tari terpelanting kalau tidak saja ditahan oleh cowok itu. ketika Tari dalam posisi beridiri dan melihat orang di depannya. GLEK! Tari merasa tidak jelas dengan pandangannya. Dia mengucek matanya lagi, tapi beneran deh yang didepannya sekarang sosok nyata.
“Vi.. Vino??” Tari hampir saja berteriak.
Vino memasang senyum termanisnya. Auw.. senyumnya sumpah bikin klepek-klepek!!
“Hei Tar”
“o..o hei” Tari menunduk seakan teringat dengan kejadian Vino di depan rumahnya tiba-tiba saja sudah menghilang.
“Wah kamu sekolah disini Tar?”
Tari cuman ngangguk. “baguslah” ucap Vino lirih seperti hembusan angin yang lewat. Hanya dirinya yang bisa mendengar ucapannya tadi.
“hm.. kamu ngapain disini Vin?”
“oh.. jelas-jelas gue mau sekolah lah hahahaha” Vino memasang wajah lucunya. Tapi dibalik itu dia hanya berakting seolah peran dan scenario yang dimainkannya telah perfect!
“jadi lo anak murid baru ya?” Sumpah wajah Tari terlihat polos bener. Vino mengacak pelan rambut Tari. “hahaha Tar.. Tar polos bener sih elo hahaha yaiyalah!!!”
Tari tersenyum malu. Benar-benar polos bener sih!
Vino menggandeng tangan Tari “anterin gue ke kelas baru gue ya..” pinta Vino melas. Tari mengiyakan saja. Eh tapi tunggu dulu.. rasanya ada yang ganjil deh, batin Tari. Tangan Tari langsung dingin ntah merasa ada ancaman kecil.
Tari dan Vino melangkah ke kelas Tari. Ternyata Vino masuk ke kelas XII IPA A dan sekelas dengan Tari.
Dibalik itu Vino mengucap banyak terima kasih kepada seseorang yang telah member peran ini untuknya. Selain bukan Vino kembali ke hadapan seseorang masa lalu itu dan juga sekaligus balas dendam terhadap saudaranya.
Di balik pilar yang tidak jauh. Kevin menatap pemandangan itu dengan memanas. Sebenarnya cowok itu tidak rela ceweknya digandeng dengan cowok lain. Tapi apa boleh buat, ikatan perjanjian membuatnya harus membuat dirinya jauh dari kekasihnya itu.
HP Kevin bordering bertanda sebuah pesan masuk.
From :0878******
I know you’re there!
I told you, if you still interfered on this, you must choose LIFE or DEATH!!!
Kevin menelan ludah. Kok dia bisa tahu keberadaan dirinya. ‘Argh jangan-jangan… SHIT! Bodoh banget gue!’ Kevin mengutuk dirinya sendiri. Dia masih ingat kejadian itu.
Seminggu yang lalu, jam 2 malam.
Kevin menyetir mobil sportnya dengan kecepatan tinggi. Pikirannya dipusingi oleh orang ketiga yang bakal hadir dihidupnya. Malam itu di kawasan Bandung mobil Kevin melewati jalan yang lenggang.
Sosok tubuh berpakaian hitam berdiri tepat ditengah jalan. Kevin mengerem mobilnya.
“DAMN! What are you doing in here!” Kevin telah mengetahui sosok itu tapi sebelumnya dia ingin memancing seseorang itu.
“hahaha remember me my brother!we meet again!”
Kevin memasang wajah garangnya. “Stop kidding me! I just ask what are you doing in here? Or you bored with your life huh?” Kevin meninggikan suaranya.
“I just want to meet with you my brother!”
“hahaha Ich vermute, Sie glauben, dass die spieldu was?” *elo kira gue mau percaya dengan omongan elo hah?*
“Sie sind dumm Bruder! Ich war sicherlich klar, um meine Mission hier” *elo emang bodoh saudaraku, sudah tentu jelas aku disini untuk melaksanakan misiku*
Ucapan cowok itu membuat Kevin mengerutkan keningnya. Misi? Misi apa? dan Kevin baru sadar jangan..jangan..
“jangan kira kalo misi elo…”
“iya.. gue pengen ketemu cewek itu!” ucap cowok itu tegas.
Tubuh Kevin menegang, wajahnya pucat. “Ich will Dinda sehen” ucap cowok itu lirih dan mampu membuat Kevin menatapnya dengan tatapan tajam.
-----Love? Or Death?-----
“perkenalkan nama saya Sebastian Arvino panggil saja Vino!” Vino memperkenalkan dirinya di depan kelas sambil tersenyum cool, sumpah seluruh cewek kelas XII IPA 2.
“baiklah Vino silahkan kamu duduk di sebelah Kevin” Bu Sinta menunjuk bangku yang berada belakang pojok dan bangku itu disebelah Kevin.
Mula-mula Kevin tersenyum sinis kerah Vino, begitu pun Vino menatap Kevin tajam.
“gue senang bisa sebangku dengan elo kembaran!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar